Surakarta, Selasa 27 Oktober 2020 – Pusat Studi Gender dan Anak LP2M IAIN Surakarta mengadakan kegiatan acara Penyusunan Profil Pengarusutamaan Gender. Acara ini dihadiri peserta sebanyak 50 dosen dan mahasiswa di lingkungan IAIN Surakarta.
Acar diawali dengan sambutan ketua LP2M IAIN Surakarta, Dr. Zainul Abas, S.Ag., M.Ag. Ketua LP2M menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan rangkain program atau roadmap PSGA atau LP2M untuk mengarusutamaan gender di lingkungan IAIN Surakarta. Kegiatan pengarusutamaan harus dilakukan untuk kesetaraan gender, antara laki-laki dan perempuan. Selain itu ketua LP2M berharap IAIN surakarta dapat mewarna riset-rset terkait dengan gender di tingkat nasional.
Sambutan berikutnya disampaikan oleh Rektor IAIN Surakarta, Prof. Dr. H. Mudofir, S.Ag., M.Pd. Pada kesempatan ini, rektor menyampaikan bahwa IAIN Surakarta terus berkontribusi untuk pengarusutamaan gender. Berbicara penysusunan profil pengarusutamaan gender maka harus melihat konteks baru karena terjadi perubahan pandangan sosial atau intelektual terhadap gender ini. Gender dimasa depan harus memikirkan aspek dekstruksi.
Narasumber pada kegiatan ini adalah Prof. Dra. Hj. Nina Nurmila, M.A., Ph.D yang besar dari UIN Sunan Gunung Djati. Materi pertama tentang “Strategi Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender (PUG) di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI)”. Beliau menyampaikan bahwa terdapat lima strategi PTKI dalam melaksanakan pengarusutamaan gender untuk mencapai Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG), yaitu
Materi kedua berjudul “Pengantar tentang Gender”. Pada pemaparan kedua, narasumber menyampaikan bahwa terdapat perbedaan antara gender dan kodrat. Kodrat lebih ke jenis kelamin, kondisi biologis ciptaan Allah, tidak bisa berubah seiring dengan berubahnya zaman, situasi dan kondisi, sedangkan gender lebih keidealan, peran, sifat yang dibuat suatu masyarakat berdasarkan jenis kelamin. Menurut narasumber terdapat beberapa bentuk ketidakadilan gender, yaitu
Materi ketiga yang disampaikan oleh Prof. Dra. Hj. Nina Nurmila, M.A., Ph.D adalah “Membaca Al-Qur’an dengan Perspektif Keadilan Gender”. Pada kesempatan ini narasumber menyampaikan bahwa
pada saat lahirnya, Islam mengubah tradisi mainstream jahiliyah yang membenci dan merendahkan kaum perempuan.